Diary Kehidupan
Hewan dan Mimpi Buruknya.
Aku memang bukan seorang yang pandai memberikan campaign
berbondong-bondong dengan sekelompok yang berempati mengenai keselamatan hewan, namun aku tahu betul rasanya melihat hewan diperlakukan
secara tidak pantas oleh manusia. Kau tahu akhir-akhir ini media sosialku
dipenuhi dengan betapa mirisnya mereka hidup berdampingan dengan manusia jika
mereka bisa memilih mungkin hidup di dunia yang berbeda dengan manusia lebih baik,
memang tak semua, atau bahkan beruntunglah bagi hewan yang disayangi.
Beberapa waktu lalu aku kehilangan kucingku dan rasanya
patah hati, patah hati terhebat di tahun ini, aku sempat tidak enak makan
selama seminggu belakangan, disisi lain aku tak
mengerti mengapa sebagian dari mereka begitu tega memperlakukan hewan
entah apapun itu untuk kepentingan perutnya atau bahkan keinginan yang tidak
ada habisnya.
Misal kucing-kucing yang ditinggalkan di pasar oleh
majikannya, bukanya mereka akan mendapat makanan dari para pedagang pasar
justru ke-crowded-an yang mereka dapat entah tendangan tak sengaja, seretan tak
sengaja atau bahkan anak kucing yang menjadi korban di pisahkan dari induknya karena
mengganggu salah satu lapak, bahkan sang ibu yang mencari sesuatu untuk mengisi
perut sang anak kucing kebingungan ketika mendapati anak-anaknya hilang. Bukan
manusia saja yang akan bingung saat anaknya entah dimana. Maka diberkahilah
engkau yang membantunya meskipun hanya sedikit. Kau baik.
Atau bahkan, anjing yang sengaja dikurung oleh majikannya
dan menjadi bahan siksaan, hey apa yang kamu perbuat itu di alam sadarmu?
Mengapa menjadikan anjing sebagai pelampiasan atas dunia yang tak mendukung jalan hidupmu bahkan kau tau bahwa anjing ialah
hewan yang hangat dan setia kepadamu, kau pikir seberapa setia dia setelah kau
pukuli hingga tak kau beri makan dalam waktu yang lama, anjing malang itu
bahkan terlihat menangis dan menangis menggongong saat salah satu tim penyelamat hewan berhasil
menemukannya dari majikannya yang biadab itu. Tak adakah pikirmu untuk
membebaskannya saja? Apa ruginya? Dasar kau bengis!
Dia terus berada di sisi kandang tak ingin di sentuh karena
ketakutan yang ia hadapi adalah mimpi buruk selama masa hidupnya. Syukurlah
masih ada manusia berbaik hati menawarkan kehidupan yang baru penuh kasih, aku
harap dia selalu baik-baik saja.
Sekali lagi ke-mirisan yang aku dapati, si orang hutan,
binatang hutan yang dijadikan tujuan birahi bagi mereka si petani hutan, dimana
akal sehatmu? Apa yang kau pikirkan? Apa kau berniat memiliki anak dari seekor orang
utan? Aku sungguh tak habis pikir lagi dengan yang satu ini, kau terbakar oleh
nafsu bahkan dengan hewan sekalipun, membayangkannya saja sudah membuatku
berfikir bahwa kau benar-benar hewan setelahnya, hanya mahluk hidup yang
mengandalkan nafsu bahkan otaknya pun tidak, terlebih hewan memiliki insting yang
lebih berarti daripada kau yang tak beradab.
Tak puas kau jejali kehidupan hewan di darat, kau sambangi
lautan, kau tau di dasarnya banyak kehidupan dan keindahan yang tak terlihat
oleh hatimu, matamu saja seakan buta, hingga hewan buas pun kau taklukan, kau
ambil siripnya, kau renggut hari-harinya, bahkan mereka tak bisa lagi
menyebrangi lautan, tak dapat bertemu yang tersayang bagi mereka. Siripnya, ujung tombak hidupnya, sampai kapan mereka berdiam di titik itu titik dimana kau membuangnya
setelah kau ambil hartanya di atas kapal, melemparkannya dengan tak
berperasaaan, sungguh keji, kau memang tak ada ampun. Keindahan lautan baginya
kini hanya mimpi, tak dapat terealisasi lagi, bahkan untuk dia sang ‘predator’
lautan, dia hanya menunggu mati.
Kemirisan-kemirisan itu entah sampai kapan akan terjadi,
berharap banyak manusia yang sadar betapa berharganya mereka, siapa yang bisa
kita salahkan? Keadaan terus menggerogoti hidup detik demi detik membuat
manusia tak sungkan melakukannya, menjadikannya lebih buas dari yang terbuas,
bahkan si predator pun sudah bertekuk ampun. Ini memang tak akan mudah, bahkan
bagiku yang menuliskan kegelisahan yang aku dapati waktu ini, kita tinggal
menunggu waktu dimana harinya tiba saat bumi dipenuhi dengan manusia bertubuh
raksasa karena semua hal di dunia ada di tubuhnya. Semua hal ia telan.
Setidaknya, jika kau tak suka dengan hewan di sekitarmu,
jangan kau ganggu jika baiknya dia tak berbahaya, biarkan mereka hidup dengan
sendirinya jika kau tak mau mencampuri kehidupannya yang kau anggap malang,
bersikap lebih sadar dengan hal-hal kecil sekalipun memiliki dampak yang besar
jika kita bekerja sama kemudian, hal-hal kecil yang kau lakukan menjadi berjuta
do’a dari mereka yang kau selamatkan.
Jangan kau buang berton-ton sampah atas konsumsimu ke lautan
atau bahkan ke hutan membiarkan mereka bertanggung mengurusi yang tidak mereka
perbuat, sampah-sampah yang berada di sekitarnya terpaksa mereka telan bahkan
mereka anggap adalah santapan, atau dipikirnya mereka rela menelan agar tak
tersisa lagi di bumi dan berkompromi dengan bumi agar mereka yang bertanggung
jawab akan hal itu. Jangan.
Jangan kau buru lagi mereka yang jua ingin menghirup udara
yang sama, jangan kau jua hancurkan rumah-rumah mereka yang sama halnya manusia
membangun dengan penuh asa, jangan kau renggut harta berharga yang mereka punya
di tubuhnya, karena manusia tak ingin jantungnya di ambil paksa kan?
Jangan kau ambil hak-hak hidupnya bahkan ketika mereka tak
mampu mengutarakan apa yang mereka rasakan, cukup hidup penuh toleransi bukan
hanya dengan sesama kita yang berbeda, kau melupakan hewan yang juga hidup
disini, mereka ingin tenang dengan sesama, biarkan mereka saling memburu, tak
usah kita beradu, karena kau tahu mereka bukan tandingan, pada dasarnya manusia
lah mahluk mulia di bumi ini, kau tau betul itu. jangan ambil jalan serakah, jangan menjadi mimpi buruk dari yang terburuk.
Comments
Post a Comment